Tentang Tata Ruang Sumatera

Dear all
Blog ini merupakan Kumpulan Persoalan2 yang terkait dengan penataan ruang pulau sumatera, Jika ada yang tertarik berkontibusi untuk menjadi penulis silahkan kirimkan email ke tataruang.sumatera@yahoo.co.id. Sementara ini lagi dilakukan posting secara berkala berdasarkan arsip beberapa mailing list lingkungan yang terkait dengan konflik penataan ruang.

Kamis, 10 Maret 2011

(Jambi) Asia Pulp & Paper Dituding Mengancam Habitat Orangutan

Asia Pulp & Paper Dituding Mengancam Habitat Orangutan
Rabu, 15 Juli 2009 | 15:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Lima Lembaga Swadaya Masyarakat di Jambi menemukan bahwa Perusahaan Asia Pulp & Paper (APP) diduga melakukan
tindakan melanggar hukum di kawasan di kabupaten Tebo, Jambi.

"Semuanya gara-gara jalan yang dibangun anak perusahaan APP," ujar Juru Kampanye Centre for Orangutan Protection (COP) Sadewa ketika ditemui usai protes di depan kantor Sinar Mas, Thamrin Jakarta Pusat, Rabu (15/7)

Anak perusahaan Asia Pulp & Paper yakni PT Wira Karya Sejati dan PT Rimba Hutani Mas telah membangun jalan sepanjang 82 km di kawasan
dekat konservasi orangutan di Bukit Tigapuluh. Jalan itu untuk transportasi kayu bahan baku bubur kertas. "Jarak jalan itu dengan pusat pelepasan orang utan hanya 5-7 km," jelas Sadewa. Batas 5-7 km merupakan jarak jelajah orangutan. Lagipula terlihat jelas hutan di sepanjang jalan itu, tutupannya masih lebat dan vegetasinya rapat.

Kedua anak perusahaan tersebut, ia menambahkan, hanya memiliki izin prinsip, bukan izin operasional. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) perusahaan ini saja, kata Sadewa, masih berupa kerangka. "Tapi kasat mata terlihat kayu-kayu bergelimpangan sepanjang kiri kanan jalan," imbuhnya. Jalan tersebut menjadi koridor penebangan baru.

Dengan memegang izin prinsip, Rimba Hutani dan Wira karya telah merambah hutan dengan perantara tangan masyarakat. "Mereka juga telah
menanam akasia dan eucalyptus, meski izin operiasional belum ada," jelas Sadewa. Kedua tanaman ini dikenal sebagai bahan bubur kertas.

Tim investigasi menemukan pengerjaan koridor jalan dengan membelah bukit dan menebang pohon. Bahkan, Sadewa melanjutkan, kayu tersebut
dicampur dengan kayu tebangan masyarakat yang membuka lahan eks Hak Penguasaan Hutan.

Populasi orangutan alami di Sumatera terbagi empat populasi. Keempatnya adalah populasi Aceh, populasi Dolok Sembelin dan Batu Ardan, Populasi di tenggara Tapanuli dan Populasi Anggolia, Angkola dan Pasaman. Populasi orangutan Sumatera yang kini hidup di kawasan Bukit Tigapuluj ada 103 individu yang telah dilepasliarkan selama 5 tahun.

Sadewa menyatakan harusnya Bupati Tebo mengetahui situasi di kawasan Bukit Tigapuluh. "Tapi kesannya ia membiarkan perambahan ini berjalan," ucapnya. Lembaga Swadaya Masyarakat di Jambi telah mempublikasikan hal ini, tapi tidak mendapat tanggapan pemerintah daerah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar