Kamis, 09 Juli 2009 | 15:14
PEKANBARU
PEKANBARU
(satuRiau)- Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau M Yafiz mengaku Pemprov Riau tidak memiliki wewenang untuk mengendalikan harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit yang harganya terus menurun. Salah satu penyebabnya adalah terkendala regulasi dari pemerintah.
Selain karena terkendala regulasi, harga TBS dan CPO di Riau juga dipengaruhi oleh permintaan pasar.
"Harga CPO (Crude Palm Oil) sepenuhnya dikendalikan oleh permintaan pasar. Kita belum punya kekuatan untutk mengawal menetapkan harga karena harga tergangung demand supply," ujar Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, M Yafiz, Kamis (9/7/09) kepada sejumlah wartawan di Kantor Gubernur Riau.
Ia juga menyebutkan bahwa data yang dimiliki Disbun sebesar 70 persen produksi CPO yang dihasilkan di Indonesia dikirim ke luar negeri sedangkan sisanya 30 persen digunakan untuk kebutuhan lokal. Dari sisa untuk kebutuhan lokal tersebut 90 persen digunakan diolah untuk minyak goreng.
Oleh sebab itu, untuk meningkatkan harga jual CPO langkah yang paling realistis adalah dengan membangun industri turunan CPO seperti pabrik mentega, sabun dan beberapa pabrik lainnya di Riau.
"Dengan demikian tentu permintaan terhadap CPO akan meningkat dan akan mendongkrak harga CPO," ujar M Yafiz. [ris]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar